Langsung ke konten utama

Theory of Personality

 

Perspektif Psikodinamika

Yang dimaksud dengan kepribadian adalah cara khas seseorang dalam bepikir, bertindak, serta dalam merasakan sesuatu di sepanjang hidupnya. Kepribadian ini berbeda dengan karakter, dimana karakter ditujukan pada suatu penilaian yang memiliki nilai terhadap moral atau perilaku etis seseorang. Kepribadian juga berbeda dengan temperamen, yang mana temperamen ini merupakan karakter biologis yang dibawa dari lahir dan bertahan pada individu, sebagaimana iritabilitas dan adaptabilitas. Walaupun begitu, karakter dan temperamen merupakan bagian yang vital yang ada di dalam kepribadian. Kedua hal itu akan berkombinasi bersamaan dengan budaya dan pengalaman yang seseorang rasakan sepanjang hidupnya.

Konsep Kepribadian menurut Freud

STRUKTUR OTAK – Freud percaya bahwa mind dibagi ke dalam 3 bagian:

1.      the preconscious -> mencakup memori, informasi, dan peristiwa-peristiwa yang mudah untuk ditampilkan secara sadar.

2.      the conscious -> mencakup segala sesuatu yang ditampilkan secara sadar pada saat itu juga.

3.      the unconscious -> mencakup segala sesuatu yang tersembunyi atau tertekan sepanjang waktu, yang mana hanya muncul secara simbolis di dalam mimpi tanpa diketahui makna aslinya oleh individunya sendiri. Sekalipun individu tersebut mencoba untuk mengetahui maknanya, makna tersebut tidak akan muncul secara langsung. Oleh sebab itu, Freud percaya bahwa unconscious mind adalah bagian otak terpenting yang berfungsi dalam menentukan perilaku dan kepribadian seseorang.

DIVISI-DIVISI KEPRIBADIAN MENURUT FREUD

ID – Id merupakan bagian kepribadian yang sangat primitif, yang secara total bersifat unconscious, mencari kepuasan, tidak bermoral, serta mencakup dorongan-dorongan biologis –seperti lapar, haus, self-preservation, dan seks. Id ini digambarkan seperti bayi, yang sifatnya kerap menuntut, mudah marah, tidak logis, dan impulsif, serta mengharuskan seluruh keinginannya untuk tercapai secepatnya tanpa peduli dengan kondisi orang lain. Keinginan ini dilandaskan pada pleasure principle, yang juga dapat disederhanakan dengan kalimat: “if it feels good, do it.”

Contoh aplikatif: Orang-orang dengan kepribadian yang lebih didominasi dengan id, memiliki kontrol diri yang lebih rendah dan cenderung memiliki sifat yang hedonisme –yaitu berfokus memenuhi hasrat.

EGO – Ego bersifat lebih rasional, logis, cerdik, serta bersifat lebih sadar dibandingkan dengan id. Ego dilandaskan pada reality principle yang mana merupakan kebutuhan untuk memuaskan tuntutan-tuntutan dari id yang tidak menghasilkan konsekuensi negatif.

Contoh aplikatif: Ego bertindak, contohnya, ketika id dalam seseorang ingin dipuaskan dengan makanan yang mahal. Ego akan menolak pembelian makanan tersebut karena mempertimbangkan konsekuensi negatifnya –yaitu pengeluaran keuangan yang terlalu banyak.

SUPEREGO – Superego menjadi pusat moral dalam kepribadian yang berkembang layaknya anak kecil yang baru belajar aturan, norma, dan ekspektasi/harapan masyarakat. Superego memiliki conscience –bagian yang membuat individu dapat merasa bersalah ketika melakukan kesalahan.

THE ANGEL, THE DEVIL, AND ME – Di dalam diri kita, ada 3 bagian yang membentuk kepribadian: Id yang dianggap sebagai the devil, superego yang menjadi the angel, serta ego yang mana merupakan diri kita yang berada di tengah dan memegang kendali untuk memilih tindakan apa yang akan kita lakukan. Id dan superego yang saling berlawanan akan melahirkan kecemasan yang luar biasa bagi ego. Kecemasan ini kemudian akan memunculkan beberapa psychological defense mechanisms yang sifatnya tidak sadar.

 

Tahapan Perkembangan Kepribadian

5 TAHAPAN PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL – Freud percaya perkembangan kepribadian terjadi dalam tahapan-tahapan psikoseksual yang ditandai dengan perkembangan seksual anak. Tiap tahapan, erogenous zone (area tubuh yang memproduksi perasaan-perasaan nikmat) perlahan menjadi penting dan menjadi sumber konflik. Konflik-konflik yang tidak terselesaikan akan menyebabkan fixation, atau mengakibatkan kondisi terjebak pada beberapa tingkatan dalam tahapan perkembangan. Dengan kata lain, individu akan bertambah dewasa secara fisik; namun secara emosional dan psikologis, kondisinya masih terjebak pada tingkat perkembangan yang sebelumnya.

1.      Oral stage (18 bulan pertama) dengan erogenous zone pada mulut.

2.      Anal stage (bulan ke-18 sampai ke-36) dengan erogenous zone pada anus.

3.      Phallic stage (tahun ke-3 sampai ke-6) dengan erogenous zone pada alat kelamin.

4.      Latency stage (tahun ke-6 sampai pubertas) dimana terjadi perkembangan secara intelektual, fisik, dan sosial, namun tidak secara seksual.

5.      Genital stage (setelah pubertas) dengan kondisi dorongan seksual yang muncul kembali secara sadar.

 

The Neo-Freudians

JUNG – Freud percaya perkembangan kepribadian terjadi dalam tahapan-tahapan psikoseksual yang ditandai dengan perkembangan seksual anak. Tiap tahapan, erogenous zone (area tubuh yang memproduksi perasaan-perasaan nikmat) perlahan menjadi penting dan menjadi sumber konflik. Konflik-konflik yang tidak terselesaikan akan menyebabkan fixation, atau mengakibatkan kondisi terjebak pada beberapa tingkatan dalam tahapan perkembangan. Dengan kata lain, individu akan bertambah dewasa secara fisik; namun secara emosional dan psikologis, kondisinya masih terjebak pada tingkat perkembangan yang sebelumnya.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkembangan Awal dalam Fisiologi dan Tumbuhnya Psikologi Eksperimen

  Fisiologi sendiri merupakan cabang ilmu yang berfokus pada fungsi-fungsi bagian tubuh manusia. Namun pada awal perkembangannya, fisiologi ini lebih berfokus pada sensasi dan persepsi, serta kaitannya dengan sistem saraf dan alat indera. Ini bermula dari perbedaan catatan tentang waktu perlintasan suatu bintang antara milik Nevil Maskelyne dan milik asistennya -David Kinnebrook. Lalu sekitar 20 tahun setelahnya, Friedrich Bessel (1784-1846) -seorang astronom Jerman menyadari bahwa kesalahan ini bukan terjadi akibat ketidakcakapan dalam mengukur, melainkan karena adanya perbedaan yang tidak disengaja antara para pengamat. Inilah yang kemudian disebut sebagai discrepancy.   Discrepancy between Objective and Subjective Reality                 Sebelumnya, discrepancy ini secara tidak langsung sudah dibahas oleh Galileo dan Locke melalui teori mereka mengenai primary and secondary qualities. Kemudia...

Perspektif Biologi

            Sistem saraf adalah suatu susunan kompleks sel-sel yang membawa informasi ke dan dari seluruh bagian tubuh. Cabang ilmu yang mempelajari sistem saraf ini adalah neurosains. Sedangkan psikologi biologis atau neurosains behavior merupakan cabang neurosains yang lebih fokus pada dasar-dasar biologis dalam proses-proses psikologis, tingkah laku, dan pembelajaran. A. Neuron dan Saraf             Neuron adalah sel khusus yang ada pada sistem saraf yang bertugas untuk menerima dan mengirimkan sinyal. Neuron memiliki beberapa bagian, yaitu: 1)       Badan sel ( soma cell ) yang berfungsi untuk mempertahankan keberlangsungan sel dan neuron (Cicarelli & White, 2017). Badan sel tersusun atas: a)       Satu nukleus tunggal, nukleolus yang menonjol dan organel lain, seperti badan golgi dan mitokondria. b)  ...

Psikologi Gestalt dan Kognitif

 Gestalt Psychology Antecedents of Gestalt Psychology Psikologi Gestalt (Jerman: ‘keseluruhan’) lahir hampir bersamaan dengan kemunculan behaviorisme. Psikologi Gestalt ini menolak program eksperimen Wundt yang melakukan pencarian tentang elemen-elemen kesadaran. Berbeda dengan para behavioris yang berfokus menyerang studi tentang kesadaran asosiasi metode introspeksi, psikologi Gestalt lebih berfokus pada elementisme Wundt. Menurut mereka, kesadaran tidak dapat direduksi ke dalam elemen-elemen tanpa mengurangi makna asli dari pengalaman kesadaran. Bagi mereka, investigasi mengenai pengalaman kesadaran melalui metode introspeksi adalah bagian esensial dari psikologi, namun tipe pengalaman kesadaran yang diinvestigasi oleh Wundt dan para struktualis U.S. adalah tiruan. Mereka yakin bahwa apapun yang kita alami/rasakan tidak hanya pada potongan-potongan tertentu saja, melainkan pada konfigurasi yang utuh dan penuh makna. Kita bukan melihat potongan-potongan warna, melainkan kita meli...