Langsung ke konten utama

Perspektif Biologi


            Sistem saraf adalah suatu susunan kompleks sel-sel yang membawa informasi ke dan dari seluruh bagian tubuh. Cabang ilmu yang mempelajari sistem saraf ini adalah neurosains. Sedangkan psikologi biologis atau neurosains behavior merupakan cabang neurosains yang lebih fokus pada dasar-dasar biologis dalam proses-proses psikologis, tingkah laku, dan pembelajaran.

A. Neuron dan Saraf

            Neuron adalah sel khusus yang ada pada sistem saraf yang bertugas untuk menerima dan mengirimkan sinyal. Neuron memiliki beberapa bagian, yaitu:

1)      Badan sel (soma cell) yang berfungsi untuk mempertahankan keberlangsungan sel dan neuron (Cicarelli & White, 2017). Badan sel tersusun atas:

a)      Satu nukleus tunggal, nukleolus yang menonjol dan organel lain, seperti badan golgi dan mitokondria.

b)      Badan nissi yang terdiri dari retikulum endoplasma dan ribosom bebas yang berfungsi dalam sintesis protein.

c)      Neurofibril, yaitu neurofilamen dan neurotubulus yang dapat dilihat melalui mikroskop cahaya yang diberi pewarnaan perak.

2)      Dendrit yang menyerupai cabang pohon; sebagai penerima informasi atau rangsangan dari sel lain (Cicarelli & White, 2017).

3)      Akson yang menyerupai tabung; sebagai penghantar informasi atau rangsangan dari badan sel ke neuron atau sel lain (Cicarelli & White, 2017). Di sepanjang akson, terdapat:

a)      Selubung Mielin yang membungkus akson; terdiri atas sel-sel Schwan

b)      Terminal akson sebagai tempat pertemuan sel saraf dengan sel saraf lainnya

c)  Sinaps sebagai pertemuan antara dua terminal akson; terdapat cairan yang disebut neurotransmitter yang berfungsi menghantarkan sinyal dari terminal akson yang satu ke terminal akson lainnya.

Terdapat juga sel primer lainnya yang mendukung sistem saraf manusia, yaitu sel glia. Sel glia berfungsi untuk memperkuat dan menutrisi neuron serta memproduksi selubung mielin yang melindungi akson (Cicarelli & White, 2017). Terdapat dua jenis sel glia, yaitu oligodendrocytes yang menghasilkan selubung mielin pada otak dan sumsum tulang belakang serta sel schwann yang menghasilkan selubung mielin pada sistem saraf tepi.



B. Sistem Saraf Pusat atau Central Nervous System (CNS)

            Sistem saraf pusat bagi manusia sama pentingnya dengan CPU bagi computer. Oleh sebab itu, sistem saraf pusat juga biasa disebut sebagai CPU, hanya saja kepanjangannya menjadi Central Processing Unit. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsung tulang belakang. Keduanya dibentuk oleh neuron-neuron dan sel-sel glia yang berperan dalam mengatur fungsi tubuh, seperti pikiran, emosi, dan tingkah laku.

            Ada hal spesial yang terjadi pada otak, yaitu neurogenesis dan neuroplastisitas yang tidak pernah berhenti berlangsung. Neurogenesis, singkatnya, merupaka mekanisme produksi sel otak. Sedangkan, neuroplastisitas adalah kemampuan otak untuk berubah sepanjang hidup.

            Contoh aplikatif mengenai neurogenesis ini yaitu dalam hal mengingat sesuatu. Selama kita selalu melatih diri untuk mengingat sesuatu, otak kita tidak akan berhenti berproses untuk menyatukan koneksi antar sel-sel otak. Oleh sebab itu, daya ingat kita sebenarnya tidak pernah berhenti berkembang selama dilatih, karena sel-sel baru akan tercipta dan koneksi-koneksi antar sel pun akan semakin banyak cabangnya.


C. Sistem Saraf Tepi atau Peripheral Nervous System (PNS)

            


Sistem saraf tepi merupakan lanjutan dari neuron, yang mana bertugas untuk membawa impuls saraf ke/dari sistem saraf pusat. Sistem saraf tepi ini dibagi ke dalam 2 sistem besar, yaitu sistem saraf somatik (sadar) dan sistem saraf otonom (tidak sadar).

            Sistem saraf somatik bertugas untuk mengatur seluruh gerakan tubuh, tepatnya gerakan-gerakan yang butuh kesadaran untuk dilakukan. Sistem saraf ini terdiri atas 12 pasang saraf kranial/otak yang terdiri atas saraf sensorik, saraf motorik, dan saraf gabungan, serta 31 pasang saraf tepi spinal.

            Sedangkan, sistem saraf otonom bertugas untuk mengatur gerakan otot polos dan otot jantung, serta kelenjar-kelenjar. Sistem saraf otonom terdidi atas saraf-saraf simpatik yang memiliki praganglion pendek dan pascaganglion panjang, serta saraf-saraf parasimpatik yang memiliki praganglion panjang dan pascaganglion pendek.

Sistem saraf simpatik juga biasa disebut sebagai sistem fight-or-flight yang mengizinkan individu berhadapan dengan berbagai macam peristiwa yang dapat menyebabkan stres. Emosi-emosi yang muncul ketika berhadapan dengan peristiwa-peristiwa tersebut dapat berupa amarah (fight) atau ketakutan (flight) atau bahkan kebahagiaan dan kegembiraan.

Sedangkan, sistem saraf simpatik biasa disebut sebagai sistem eat-drink-and-rest. Sistem saraf ini bertugas untuk mengembalikan fungsi tubuh dari keadaan ‘stres’ ke keadaan ‘normal’.


D. Struktur Otak


Contoh aplikatif dari adanya bagian-bagian otak ini adalah dimana bagian-bagian tersebut bertanggung jawab pada tugasnya masing-masing. Ini dapat dilihat juga ketika ada salah satu kerusakan pada bagian otak, fungsi yang menurun hanyalah fungsi yang dijalankan oleh bagian tersebut. Bahkan pada beberapa kasus, bagian-bagian otak di sekitarnya dapat membantu untuk menggantikan peran bagian otak yang rusak tersebut.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkembangan Awal dalam Fisiologi dan Tumbuhnya Psikologi Eksperimen

  Fisiologi sendiri merupakan cabang ilmu yang berfokus pada fungsi-fungsi bagian tubuh manusia. Namun pada awal perkembangannya, fisiologi ini lebih berfokus pada sensasi dan persepsi, serta kaitannya dengan sistem saraf dan alat indera. Ini bermula dari perbedaan catatan tentang waktu perlintasan suatu bintang antara milik Nevil Maskelyne dan milik asistennya -David Kinnebrook. Lalu sekitar 20 tahun setelahnya, Friedrich Bessel (1784-1846) -seorang astronom Jerman menyadari bahwa kesalahan ini bukan terjadi akibat ketidakcakapan dalam mengukur, melainkan karena adanya perbedaan yang tidak disengaja antara para pengamat. Inilah yang kemudian disebut sebagai discrepancy.   Discrepancy between Objective and Subjective Reality                 Sebelumnya, discrepancy ini secara tidak langsung sudah dibahas oleh Galileo dan Locke melalui teori mereka mengenai primary and secondary qualities. Kemudia...

Psikologi Gestalt dan Kognitif

 Gestalt Psychology Antecedents of Gestalt Psychology Psikologi Gestalt (Jerman: ‘keseluruhan’) lahir hampir bersamaan dengan kemunculan behaviorisme. Psikologi Gestalt ini menolak program eksperimen Wundt yang melakukan pencarian tentang elemen-elemen kesadaran. Berbeda dengan para behavioris yang berfokus menyerang studi tentang kesadaran asosiasi metode introspeksi, psikologi Gestalt lebih berfokus pada elementisme Wundt. Menurut mereka, kesadaran tidak dapat direduksi ke dalam elemen-elemen tanpa mengurangi makna asli dari pengalaman kesadaran. Bagi mereka, investigasi mengenai pengalaman kesadaran melalui metode introspeksi adalah bagian esensial dari psikologi, namun tipe pengalaman kesadaran yang diinvestigasi oleh Wundt dan para struktualis U.S. adalah tiruan. Mereka yakin bahwa apapun yang kita alami/rasakan tidak hanya pada potongan-potongan tertentu saja, melainkan pada konfigurasi yang utuh dan penuh makna. Kita bukan melihat potongan-potongan warna, melainkan kita meli...