Langsung ke konten utama

Social Psychology

 

Psikologi sosial adalah cabang ilmu psikologi yang mempelajari tentang bagaimana pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kelompok sosial; atau yang berfokus pada bagaimana perilaku manusia dipengaruhi oleh kehadiran seseorang.

Social Influence

Yang dimaksud dengan pengaruh sosial adalah interaksi-interaksi yang berkemungkinan besar memberikan pengaruh –baik secara langsung maupun tidak– terhadap perilaku, perasaan, dan pikiran orang-orang di sekitarnya.

Konformitas

            Konformitas adalah bentuk pengaruh sosial yang dapat mengubah perilaku seseorang agar mirip atau bahkan sama dengan apa yang dilakukan oleh orang-orang lainnya. Konformitas ini terjadi atas dua faktor, yaitu normative social influence (kebutuhan untuk melakukan sesuatu dengan maksud agar disukai dan diterima oleh orang lain) dan informational social influence (dimana kita mengikuti apa yang orang-orang lakukan di situasi yang menurut kita bersifat ambigu atau tidak jelas). Ahli-ahli yang melakukan penelitian terkait konformitas, yaitu Muzafer Sherif (1936) dan Solomon Asch (1951).

Perilaku Kelompok

A.    The Hazards of Groupthink

Groupthink adalah suatu bentuk pemikiran yang terjadi ketika seseorang lebih menempatkan kepentingan-kepentingan yang bertujuan untuk mempertahankan kepaduan kelompok daripada menilai fakta-fakta dari permasalahan yang menjadi perhatian kelompok.

B.     Group Polarization

Group Polarization adalah kecenderungan para anggota yang terlibat dalam suatu diskusi kelompok untuk mengambil posisi yang agak lebih ekstrim serta menyarankan aksi-aksi yang beresiko lebih ketika dibandingkan dengan orang-orang yang tidak berpartisipasi dalam suatu diskusi kelompok. Group Polarization ini dilatarbelakangi oleh kedua faktor konformitas – normative dan informational.

C.     Social Facilitation and Social Loafing

Pengaruh sosial dapat mempengaruhi kesuksesan/kegagalan pelaksanaan tugas seseorang dalam kelompok. Social facilitation adalah dimana kehadiran orang lain cenderung memberikan dampak positif pada pelaksanaan tugas-tugas ringan; sedangkan social impairment adalah dimana kehadiran orang lain cenderung memberikan dampak negatif pada pelaksanaan tugas-tugas berat.

Social loafing adalah dimana seseorang cenderung melakukan sedikit usaha untuk tugas-tugas ringan ketika bekerjasama dengan orang-orang lain.

D.    Deindividuation

Deindividuation adalah pengurangan identitas sosial, self-restraint, dan penghilangan rasa tanggung jawab pribadi yang terjadi dalam kelompok.

Compliance (Kepatuhan)

            Compliance adalah kondisi dimana perilaku seseorang berubah akibat pengarahan atau permintaan perubahan oleh orang lain. Dengan catatan: orang-orang yang memberi pengarahan atau meminta perubahaan tersebut tidak memiliki wewenang/kekuasaan untuk memerintah.

A.    Foot-in-the-Door Technique

Teknik compliance dengan melakukan permohonan ringan di awal, dan setelah compliance terjadi, permohonan yang lebih berat dilakukan.

B.     Door-in-the-Face Technique

Teknik compliance dengan melakukan permohonan berat di awal, dan setelah penolakan terjadi, permohonan yang lebih ringan dilakukan hingga terjadi compliance.

C.     Lowball Technique

Teknik compliance yang mana ketika komitmen berhasil didapatkan, pengorbanan (uang, waktu, tenaga, dsb.) yang harus dibayar kelak ditinggikan.

Obedience (Ketaatan)

Obedience adalah kondisi dimana perilaku seseorang berubah akibat pengarahan atau permintaan perubahan oleh orang lain. Dengan catatan: orang-orang yang memberi pengarahan atau meminta perubahaan tersebut memiliki wewenang/kekuasaan untuk memerintah.

Social Cognition

Kognisi sosial merupakan proses mental yang digunakan untuk menciptakan rasa terhadap dunia sosial di sekeliling seseorang; berfokus pada cara seseorang untuk berpikir tentang orang lain dan tentang bagaimana kognisi-kognisi tersebut mempengaruhi perilaku seseorang terhadap orang lain.

Attitude

            Attitude adalah kecenderungan untuk merespon –baik secara positif maupun negatif– terhadap suatu orang, objek, idea, atau situasi (Triandis, 1971). Kecenderungan ini dikembangkan melalui pengalaman-pengalaman semasa hidup, serta pengalaman sosial dengan orang lain. Dengan demikian, attitude bukanlah sesuatu yang merupakan bawaan lahir, melainkan sesuatu yang dipelajari.

A.    The ABC Model of Attitudes

Attitude terbentuk oleh tiga bagian atau komponen.

1)      Komponen Afektif, yaitu bagaimana perasaan seseorang terhadap suatu objek, orang, atau situasi. Affect –dalam psikologi– biasa digunakan untuk merujuk pada emosi dan perasaan.

2)      Komponen Perilaku, yaitu aksi yang dilakukan oleh seseorang terhadap suatu objek, orang, atau situasi.

3)      Komponen Kognitif, yaitu cara seseorang untuk berpikir tentang dirirnya sendiri, atau suatu objek, atau suatu situasi.

 

B.     Attitude Formation

Attitude formation adalah hasil dari beberapa pengaruh yang berbeda dengan satu-satunya kesamaan: seluruhnya merupakan bentuk pembelajaran.

·         Direct Contact

·         Direct Instruction

·         Interaction with Others

·         Vicarious Conditioning (Observational Learning)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkembangan Awal dalam Fisiologi dan Tumbuhnya Psikologi Eksperimen

  Fisiologi sendiri merupakan cabang ilmu yang berfokus pada fungsi-fungsi bagian tubuh manusia. Namun pada awal perkembangannya, fisiologi ini lebih berfokus pada sensasi dan persepsi, serta kaitannya dengan sistem saraf dan alat indera. Ini bermula dari perbedaan catatan tentang waktu perlintasan suatu bintang antara milik Nevil Maskelyne dan milik asistennya -David Kinnebrook. Lalu sekitar 20 tahun setelahnya, Friedrich Bessel (1784-1846) -seorang astronom Jerman menyadari bahwa kesalahan ini bukan terjadi akibat ketidakcakapan dalam mengukur, melainkan karena adanya perbedaan yang tidak disengaja antara para pengamat. Inilah yang kemudian disebut sebagai discrepancy.   Discrepancy between Objective and Subjective Reality                 Sebelumnya, discrepancy ini secara tidak langsung sudah dibahas oleh Galileo dan Locke melalui teori mereka mengenai primary and secondary qualities. Kemudia...

Perspektif Biologi

            Sistem saraf adalah suatu susunan kompleks sel-sel yang membawa informasi ke dan dari seluruh bagian tubuh. Cabang ilmu yang mempelajari sistem saraf ini adalah neurosains. Sedangkan psikologi biologis atau neurosains behavior merupakan cabang neurosains yang lebih fokus pada dasar-dasar biologis dalam proses-proses psikologis, tingkah laku, dan pembelajaran. A. Neuron dan Saraf             Neuron adalah sel khusus yang ada pada sistem saraf yang bertugas untuk menerima dan mengirimkan sinyal. Neuron memiliki beberapa bagian, yaitu: 1)       Badan sel ( soma cell ) yang berfungsi untuk mempertahankan keberlangsungan sel dan neuron (Cicarelli & White, 2017). Badan sel tersusun atas: a)       Satu nukleus tunggal, nukleolus yang menonjol dan organel lain, seperti badan golgi dan mitokondria. b)  ...

Psikologi Gestalt dan Kognitif

 Gestalt Psychology Antecedents of Gestalt Psychology Psikologi Gestalt (Jerman: ‘keseluruhan’) lahir hampir bersamaan dengan kemunculan behaviorisme. Psikologi Gestalt ini menolak program eksperimen Wundt yang melakukan pencarian tentang elemen-elemen kesadaran. Berbeda dengan para behavioris yang berfokus menyerang studi tentang kesadaran asosiasi metode introspeksi, psikologi Gestalt lebih berfokus pada elementisme Wundt. Menurut mereka, kesadaran tidak dapat direduksi ke dalam elemen-elemen tanpa mengurangi makna asli dari pengalaman kesadaran. Bagi mereka, investigasi mengenai pengalaman kesadaran melalui metode introspeksi adalah bagian esensial dari psikologi, namun tipe pengalaman kesadaran yang diinvestigasi oleh Wundt dan para struktualis U.S. adalah tiruan. Mereka yakin bahwa apapun yang kita alami/rasakan tidak hanya pada potongan-potongan tertentu saja, melainkan pada konfigurasi yang utuh dan penuh makna. Kita bukan melihat potongan-potongan warna, melainkan kita meli...