Langsung ke konten utama

Learning

Definition of Learning

Konsep learning hanya berlaku jika ada sesuatu yang dipelajari. Kalimat yang dapat menggambarkan konsep tersebut, yaitu: “Learning is when you learn something.” Learning ini merupakan suatu proses perubahan perilaku yang ‘relatif permanen’ melalui proses adaptasi yang disebabkan oleh pengalaman dan praktek. Sedangkan menurut Skinner (dalam Walgito, 2010) learning adalah suatu proses adaptasi terhadap suatu perilaku secara progresif.

Istilah ‘relatif permanen’ ini merujuk pada kenyataan bahwa ketika seseorang mempelajari sesuatu, beberapa bagian dalam otak mereka berubah secara fisik untuk merekam apa yang telah mereka pelajari (Farmer et al., 2013; Loftus & Loftus, 1980). Ini sebenarnya merupakan proses dari memori (ingatan); karena tanpa kemampuan untuk mengingat, individu tidak akan mampu untuk belajar. Dan walaupun hal ini belum memiliki bukti yang cukup kuat, para ahli berpendapat bahwa ketika individu mempelajari suatu hal, hal tersebut akan muncul di suatu tempat di dalam memori dalam wujud fisik (Barsalou, 1992; Smolen et al., 2006). Para ahli belum mendapatkan ‘wujud’ tersebut, namun mereka yakin akan kehadiran ‘wujud’ itu.

Contoh aplikasi teori:

Ketika kita berhasil mempelajari langkah-langkah dalam menggunakan SPSS secara teknis (langsung menggunakan SPSS), kita dapat menuliskan langkah-langkah penggunaan SPSS tersebut sekalipun kita sedang tidak menggunakannya. Atau dalam kata lain, kita dapat mengingat kembali langkah-langkah tersebut karena kita telah lebih dahulu memahami prosedurnya secara langsung, sekalipun kita tidak mempelajarinya lewat tulisan dari buku panduan.

 

Classical Conditioning

            Ivan Pavlov (1849–1936) adalah seorang fisiolog Rusia yang menjadi pionir dari penelitian empiris mengenai prinsip-prinsip dasar dalam proses belajar. Pavlov mempelajari sistem digesti pada anjing-anjingnya, hingga berhasil membuat suatu alat pengukur jumlah saliva. Wajarnya, ketika makanan dimasukkan ke dalam mulut hewan, kelenjar saliva seketika akan mengeluarkan air liur untuk membantu proses pengunyahan dan proses digesti. Ini dinamakan sebagai salah satu refleks normal (unlearned, involuntary response that is not under personal control or choice). Makanan disini menyebabkan suatu reaksi khusus, yaitu pengeluaran air liur. Suatu stimulus dapat diartikan sebagai objek, kejadian, atau pengalaman yang menyebabkan suatu respons –reaksi dari organisme.

            Pavlov akhirnya menemukan bahwa anjing-anjingnya mengeluarkan air liur bahkan ketika mereka seharusnya tidak mengeluarkannya. Beberapa dari anjing tersebut mulai mengeluarkan air liur ketika mereka melihat asistan laboratorium membawakan makanan mereka, beberapa ketika mereka mendengar mangkuk makanan mereka yang berbunyi di dapur, dan sisanya mengeluarkan air liur pada jadwal makan mereka.

            Pavlov menamainya dengan classical conditioninglearning to make an involuntary response to a stimulus other than the original, natural stimulus that normally produces the response. Elemen-elemen yang harus ada di dalamnya, yaitu:

1.       Unconditioned Stimulus (UCS), yaitu rangsangan yang secara natural mengakibatkan munculnya involuntary and unlearned response atau unconditioned response (UCR).

2.       Unconditioned Response (UCR), yaitu respons yang tidak harus dipelajari dan terjadi di luar kesadaran, terjadi sebagai feedback terhadap unconditioned stimulus (UCS).

3.       Conditioned Stimulus (CS), yaitu stimulus yang sebelumnya merupakan neutral stimulus (NS), namun kelak dapat mengeluarkan conditioned response (CR) setelah berpasangan dengan unconditioned stimulus (UCS).

4.       Conditioned Response (CR), yaitu respons yang dipelajari terhadap conditioned stimulus (CS).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Contoh aplikasi teori:

Setiap melihat kilat (conditioned stimulus), banyak orang yang secara tidak sadar langsung menutup telinga (conditioned response). Hal ini dikarenakan, mereka telah mempelajari bahwa setelah kilat (neutral stimulus), kelak akan muncul gemuruh besar (unconditioned stimulus) yang memaksa mereka untuk menutup telinga (unconditioned response) untuk meredam suara gemuruh tersebut.

 

Pavlov kemudian menemukan bahwa anjing-anjingnya akan memberikan respons yang sama terhadap stimulus-stimulus yang mirip dengan conditioned stimulus. Kondisi ini disebut dengan stimulus generalization. Namun, tidak lama dari itu, Pavlov menemukan bahwa anjing-anjing tersebut mulai berhenti merespons stimulus-stimulus yang palsu. Mereka berhasil mempelajari bahwa hanya ada stimulus khusus/asli yang menandakan waktu makan yang sesungguhnya. Kondisi ini disebut dengan stimulus discrimination.

Pavlov juga melakukan percobaan dengan berhenti memberikan makanan setelah conditioned stimulus. Dan akibatnya, air liur anjing-anjing tersebut berhenti merespons. Kondisi ini disebut dengan extinction, dimana respons yang telah dipelajari mulai menghilang/melemah karena ketidakhadiran unconditioned stimulus.

 

Operant Conditioning

Berbeda dengan classical conditioning yang melibatkan learning of involuntary, automatic responses; operant conditioning menyangkut tentang bagaimana organisme mempelajari voluntary responses.

Thorndike (1874–1949) menjadi peneliti pertama yang menggali tentang hukum proses belajar voluntary responses (pada saat itu, bidang ini belum bernama operant conditioning. Thorndike meletakkan seekor kucing lapar di dalam sebuah puzzle box –yang mana satu-satunya pintu keluar yang dimilikinya hanya dapat dibuka dengan tuas di lantai box. Thorndike meletakkan makanan di luar box tersebut, sehingga kucing tersebut merasa ingin keluar dan mulai bergerak mengelilingi box, dan mendorongi dindingnya. Ketika kucing tersebut tak sengaja menginjak tuas, pintu terbuka. Kucing itu langsung memakan makanan yang terletak di luar. Tuas tersebut merupakan stimulus, tindakan kucing yang mendorong tuas merupakan respons, serta konsekuensi disini adalah berhasil keluar dan makanan.

Setelah mengulang kondisi ini berkali-kali, Thorndike menemukan bahwa semakin banyak percobaan yang dilakukan, semakin singkat juga durasi waktu yang dibutuhkan kucing tersebut untuk keluar. Ini juga berlaku setiap kali Thorndike memindahkan tuas.

Berdasarkan penelitiannya, Thorndike mengembangkan law of effect: Jika suatu tindakan diikuti oleh konsekuensi yang menyenangkan, tindakan tersebut cenderung akan diulang. Dan begitu pun sebaliknya.

 

Cognitive Learning Theory

Konsep learning hanya berlaku jika ada sesuatu yang dipelajari. Kalimat yang dapat menggambarkan konsep tersebut, yaitu: “Learning is when you learn something.” Learning ini merupakan suatu proses perubahan perilaku yang ‘relatif permanen’ melalui proses adaptasi yang disebabkan oleh pengalaman dan praktek. Sedangkan menurut Skinner (dalam Walgito, 2010) learning adalah suatu proses adaptasi terhadap suatu perilaku secara progresif.

 

Observational Learning

Konsep learning hanya berlaku jika ada sesuatu yang dipelajari. Kalimat yang dapat menggambarkan konsep tersebut, yaitu: “Learning is when you learn something.” Learning ini merupakan suatu proses perubahan perilaku yang ‘relatif permanen’ melalui proses adaptasi yang disebabkan oleh pengalaman dan praktek. Sedangkan menurut Skinner (dalam Walgito, 2010) learning adalah suatu proses adaptasi terhadap suatu perilaku secara progresif.

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkembangan Awal dalam Fisiologi dan Tumbuhnya Psikologi Eksperimen

  Fisiologi sendiri merupakan cabang ilmu yang berfokus pada fungsi-fungsi bagian tubuh manusia. Namun pada awal perkembangannya, fisiologi ini lebih berfokus pada sensasi dan persepsi, serta kaitannya dengan sistem saraf dan alat indera. Ini bermula dari perbedaan catatan tentang waktu perlintasan suatu bintang antara milik Nevil Maskelyne dan milik asistennya -David Kinnebrook. Lalu sekitar 20 tahun setelahnya, Friedrich Bessel (1784-1846) -seorang astronom Jerman menyadari bahwa kesalahan ini bukan terjadi akibat ketidakcakapan dalam mengukur, melainkan karena adanya perbedaan yang tidak disengaja antara para pengamat. Inilah yang kemudian disebut sebagai discrepancy.   Discrepancy between Objective and Subjective Reality                 Sebelumnya, discrepancy ini secara tidak langsung sudah dibahas oleh Galileo dan Locke melalui teori mereka mengenai primary and secondary qualities. Kemudia...

Perspektif Biologi

            Sistem saraf adalah suatu susunan kompleks sel-sel yang membawa informasi ke dan dari seluruh bagian tubuh. Cabang ilmu yang mempelajari sistem saraf ini adalah neurosains. Sedangkan psikologi biologis atau neurosains behavior merupakan cabang neurosains yang lebih fokus pada dasar-dasar biologis dalam proses-proses psikologis, tingkah laku, dan pembelajaran. A. Neuron dan Saraf             Neuron adalah sel khusus yang ada pada sistem saraf yang bertugas untuk menerima dan mengirimkan sinyal. Neuron memiliki beberapa bagian, yaitu: 1)       Badan sel ( soma cell ) yang berfungsi untuk mempertahankan keberlangsungan sel dan neuron (Cicarelli & White, 2017). Badan sel tersusun atas: a)       Satu nukleus tunggal, nukleolus yang menonjol dan organel lain, seperti badan golgi dan mitokondria. b)  ...

Psikologi Gestalt dan Kognitif

 Gestalt Psychology Antecedents of Gestalt Psychology Psikologi Gestalt (Jerman: ‘keseluruhan’) lahir hampir bersamaan dengan kemunculan behaviorisme. Psikologi Gestalt ini menolak program eksperimen Wundt yang melakukan pencarian tentang elemen-elemen kesadaran. Berbeda dengan para behavioris yang berfokus menyerang studi tentang kesadaran asosiasi metode introspeksi, psikologi Gestalt lebih berfokus pada elementisme Wundt. Menurut mereka, kesadaran tidak dapat direduksi ke dalam elemen-elemen tanpa mengurangi makna asli dari pengalaman kesadaran. Bagi mereka, investigasi mengenai pengalaman kesadaran melalui metode introspeksi adalah bagian esensial dari psikologi, namun tipe pengalaman kesadaran yang diinvestigasi oleh Wundt dan para struktualis U.S. adalah tiruan. Mereka yakin bahwa apapun yang kita alami/rasakan tidak hanya pada potongan-potongan tertentu saja, melainkan pada konfigurasi yang utuh dan penuh makna. Kita bukan melihat potongan-potongan warna, melainkan kita meli...