Analisis Diri merupakan suatu mekanisme seseorang dalam mendefinisikan siapa mereka dan menetapkan identitas pribadi mereka. Analisis ini dilakukan dengan maksud untuk mengeksplor, meneliti, dan memahami lebih dalam sifat/karakter yang ada dalam diri sendiri.
Selain itu, ada banyak manfaat lain bisa kita dapatkan, seperti:
- Memperdalam pengetahauan dan pemahaman akan segala potensi dalam diri agar dapat dikembangkan dan digunakan secara maksimal.
- Meningkatkan self-esteem (penilaian/penghargaan terhadap diri sendiri), dimana kita menghargai setiap sifat/karakter dan pencapaian kita yang membanggakan. Dengan self-esteem yang tinggi, kepercayaan diri kita pun akan tinggi.
- Meningkatkan self-love (kecintaan terhadap diri sendiri), dimana kita menerima diri kita sepenuhnya. Titik puncak dari self-loving adalah menerima seluruh kelemahan/kekurangan dalam diri, tanpa rasa rendah diri maupun rasa malu. Dengan self-love ini, kita bisa melihat hal-hal positif di balik seluruh kelemahan/kekurangan kita.
- Mempermudah dalam menentukan serta memantapkan suatu target (jabatan/karir/dsb.) yang sesuai dengan diri kita agar kita dapat bertanggung jawab sepenuhnya tanpa ada rasa 'terpaksa'.
Lalu, bagaimana caranya untuk menganalisis diri?
Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk menganalisis diri. Salah satu cara umum yang dapat memaksa kita untuk mengeksplor diri lebih dalam dan lebih luas, yaitu dengan menggunakan teknik SWOT. Teknik SWOT adalah suatu teknik analisa yang bertujuan untuk mengidentifikasi:
- Strengths, yaitu faktor internal yang mencakup seluruh karakter atau potensi dalam diri kita yang membuat kita lebih unggul daripada orang lain.Contoh: berbagai softskills dan hardskills; pengalaman dan pelatihan; dsb.
- Weaknesses, yaitu faktor internal yang mencakup seluruh karakter kita yang menghambat kita dalam pengembangan diri.Contoh: kecenderungan untuk melakakukan prokrastinasi; sifat pelupa; sifat pemalu; dsb.
- Opportunities, yaitu faktor eksternal yang mencakup seluruh hal dari luar diri kita yang (secara kebetulan) dapat membuat kita lebih unggul daripada orang lain.Contoh: dukungan orang sekitar; fasilitas belajar yang tersedia; kriteria rekrutmen (magang, kerja, pelatihan, dsb.) yang sesuai dengan (pendidikan, umur, domisili, dsb.) kita; dsb.
- Threats, yaitu faktor eksternal yang mencakup seluruh hal dari luar diri kita yang tidak dapat kita kontrol, namun dapat menghambat pengembangan diri.Contoh: stigma buruk mengenai 'wanita karir' dan 'sifat ambisius'; kriteria rekrutmen (magang, kerja, pelatihan, dsb.) yang tidak sesuai dengan (pendidikan, umur, domisili, dsb.) kita' dsb.
Analisis diri sebenarnya memiliki beberapa kelemahan dalam keakuratannya. Ini dikarenakan terkadang 'kacamata' kita buram. Salah satu cara untuk menghindari ketidak-akuratan ini adalah dengan berdiskusi kepada orang di sekitar kita (terutama kepada orang-orang yang sering berhadapan dengan kita) mengenai sifat/karakter kita. Selain itu, kita juga bisa membuat sebuah jurnal pribadi setiap harinya agar kita bisa memantau apakah sifat/karakter kita itu hanyalah sementara saja atau memang melekat dalam diri kita.
Sekalipun analisis diri memiliki kelemahan, bukan berarti kita tidak perlu melakukan analisis diri. Karena sebenarnya, potensi manfaat yang kita dapatkan jauh lebih tinggi daripada ketidak-akuratan yang mungkin terjadi. Lagipula, dengan menganalisis diri, kita bisa semakin mengenal diri kita.
Referensi:
Pluchevskaya, E. (2017) Application of the SWOT-analysis as an Evaluation Tool to Achieve State of Personal Well-being. Tomsk: Tomsk Polytechnic University
Alicke, M.D. (2013). Social Self-Analysis. Constructing, Protecting, and Enhancing the Self. Ohio: Ohio University
https://www.forbes.com/sites/lisaquast/2013/04/15/how-to-conduct-a-personal-s-w-o-t-analysis/?sh=7950727428d8
Komentar
Posting Komentar